Bounce rate adalah salah satu indikator yang dapat Anda gunakan untuk mengukur performa sebuah website. Dengan memahami apa itu bounce rate dan menghitungnya, Anda bisa mengetahui apakah website sudah beroperasi dengan maksimal atau belum.
Lalu, apa sebenarnya bounce rate dalam digital marketing? Mengapa Anda perlu mengetahui berapa bounce rate pada website? Temukan jawabannya pada pembahasan berikut ini, ya!
Apa Itu Bounce Rate dalam Digital Marketing?
Bounce rate adalah pada persentase pengunjung yang meninggalkan suatu situs web setelah hanya melihat satu halaman, tanpa berinteraksi lebih lanjut dengan konten atau melakukan tindakan apa pun. Dalam istilah sederhana, bounce rate menggambarkan seberapa cepat pengunjung meninggalkan situs setelah tiba di halaman tersebut.
Ketika Anda sedang jalan-jalan di mall, Anda tentu pernah masuk ke sebuah toko dan hanya melihat-lihat saja. Lalu karena tidak ada barang yang membuat Anda tertarik, Anda pun segera keluar dari toko tersebut. Anda tidak melakukan pembelian atau aktivitas lain yang akan memberikan keuntungan bagi toko itu.
Bounce rate bisa dianalogikan seperti pengalaman Anda keluar toko tersebut, bedanya ini berlaku untuk website. Ada pengunjung yang hanya melihat-lihat homepage pada website tanpa mengklik halaman lain dan melakukan tindakan tertentu. Tak jarang, pengunjung seperti ini tidak menghabiskan waktu lama di website Anda dan segera keluar lagi.
Tingkat pengunjung yang datang, tidak melakukan tindakan tertentu, dan segera keluar dari website ini yang disebut dengan bounce rate. Seperti yang telah diulas pada bagian awal, bounce rate adalah salah satu indikator yang menunjukkan bagaimana performa website Anda. Mengapa begitu?
Seperti Anda yang keluar dari toko karena tidak ada barang yang menarik, pengunjung juga keluar dari website disebabkan hal serupa. Bisa jadi apa yang mereka cari tidak ada di website Anda, tampilan website yang kurang menarik, dan loading yang lama.
Ketika ada banyak pengunjung yang langsung keluar, itu bisa menjadi indikasi performa website yang kurang baik. Jika bounce rate pada website Anda tinggi, maka Anda perlu melakukan perbaikan untuk mengurangi nilainya.
Bounce rate biasanya diukur dalam bentuk persentase dan dihitung dengan membagi jumlah pengunjung yang hanya melihat satu halaman dengan jumlah total pengunjung situs tersebut. Semakin tinggi bounce rate, semakin banyak pengunjung yang meninggalkan situs setelah melihat satu halaman.
Hal tersebut biasanya dianggap sebagai indikasi bahwa pengunjung tidak menemukan apa yang mereka cari atau tidak menemukan halaman tersebut menarik atau berguna.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bounce Rate
Agar dapat meminimalisir angka bounce rate, Anda perlu mengetahui apa saja yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tingkat bounce pada situs Anda. Namun perlu dicatat bahwa faktor-faktor tersebut dapat saling berhubungan dan berbeda-beda tergantung pada konteks situs web dan audiens yang ditargetkan.
Berikut faktor-faktor yang dapat mempengaruhi bounce rate untuk halaman web Anda.
1. Kualitas dan Relevansi Konten
Faktor pertama yang mempengaruhi bounce rate adalah kualitas dan relevansi konten di halaman web Anda. Jika konten halaman tidak relevan dengan harapan atau kebutuhan pengunjung, mereka cenderung meninggalkan situs dengan cepat.
Konten yang menarik, informatif, dan memberikan nilai tambah bagi pengunjung dapat membantu mengurangi bounce rate.
2. Kecepatan dan Kinerja Website
Selain kualitas konten, performa website juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat bounce. Jika situs web memuat dengan lambat, pengunjung mungkin kehilangan kesabaran dan meninggalkannya sebelum konten muncul.
Memastikan situs memiliki waktu muat yang cepat dan kinerja yang baik dapat membantu mengurangi bounce rate.
3. Desain dan Tata Letak Halaman
Agar pengunjung tidak langsung pergi ketika datang ke halaman web, pastikan desain dan tata letaknya menarik. Desain halaman yang buruk, tata letak yang membingungkan, atau navigasi yang sulit dipahami dapat membuat pengunjung merasa kesal dan meninggalkan situs.
Jadi, penting untuk memiliki desain yang intuitif, tata letak yang rapi, dan navigasi yang mudah diikuti. Dengan begitu, pengunjung akan betah berlama-lama di web Anda dan memungkinkan untuk terlibat lebih jauh.
4. Responsif terhadap Perangkat Mobile
Satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah memastikan web Anda mudah diakses melalui mobile. Jika situs tidak dioptimalkan untuk tampilan pada perangkat mobile atau tidak responsif, pengunjung akan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan halaman.
Sekarang ini sebagian besar pengunjung menggunakan perangkat mobile dalam melakukan browsing dan mencari informasi di internet.
5. Target dan Sumber Traffic
Jika sumber traffic mengarahkan pengunjung yang tidak sesuai dengan target situs atau halaman tertentu, mereka mungkin tidak menemukan apa yang mereka cari. Hal ini membuat pengunjung segera meninggalkan situs. Jadi, penting untuk menargetkan traffic yang relevan dengan konten halaman.
6. Pengalaman Pengguna
Salah satu penyebab tingginya bounce rate adalah pengalaman pengguna yang buruk. Beberapa di antaranya adalah penggunaan pop-up yang berlebihan, iklan yang mengganggu, dan fitur yang tidak berfungsi dengan baik.
Memastikan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan lancar dapat membantu mengurangi bounce rate.
7. Keberadaan CTA di Website
Jika web Anda memiliki tingkat bounce yang tinggi, mungkin itu karena tidak adanya CTA (call-to-action) di halaman tersebut. Tanpa adanya CTA, pengunjung mungkin tidak memiliki alasan untuk terus berinteraksi dengan halaman Anda. CTA yang tepat bisa mendorong audiens untuk tetap di halaman, bahkan melakukan konversi.
Jenis-Jenis Bounce Rate
Setelah mengetahui apa itu bounce rate, Anda juga perlu memahami lebih mendalam mengenai jenis-jenis bounce rate. Dilihat dari cara analisisnya, bounce rate terbagi menjadi tiga jenis. Berikut penjelasan selengkapnya.
1. Page Level Bounce Rate
Jenis bounce rate yang pertama adalah page level bounce rate. Jenis bounce rate yang satu ini dihitung berdasarkan tingkat bounce pengunjung dalam satu halaman dalam periode waktu tertentu. Dengan page level bounce rate, Anda dapat mengetahui berapa persen pengunjung yang langsung meninggalkan website setelah melihat satu halaman tertentu.
Misalnya, sebuah halaman dalam website Anda mempunyai page level bounce rate sebesar 60%. Artinya, 60% pengunjung langsung pergi tanpa melihat halaman lain setelah melihat halaman tersebut.
2. Sitewide Bounce Rate
Jenis bounce rate selanjutnya adalah sitewide bounce rate. Jika page level bounce rate menghitung tingkat bounce rate hanya pada satu halaman tertentu, sitewide bounce rate adalah kebalikannya. Sitewide bounce rate adalah perhitungan bounce rate pada keseluruhan halaman website dalam periode tertentu.
Jika website Anda mempunyai 10 halaman di dalamnya, maka sitewide bounce rate menghitung rata-rata tingkat bounce dari keseluruhan halaman tersebut.
Jadi, apabila misalnya tingkat bounce rate website adalah 40%, maka dapat diartikan sebanyak 40% pengunjung memilih keluar dari website Anda setelah melihat satu halaman saja.
3. Segmented Bounce Rate
Berikutnya adalah segmented bounce rate. Jenis ini mirip dengan sitewide bounce rate, hanya saja segmented bounce rate menghitung tingkat bounce hanya pada sebagian halaman saja, tidak seluruhnya.
Anda dapat menghitung tingkat segmented bounce rate pada beberapa halaman berdasarkan kategorinya. Misalnya pada halaman produk, halaman blog, dan halaman artikel.
4. Device Bounce Rate
Jenis bounce rate yang terakhir adalah device bounce rate atau bounce rate perangkat. Jenis ini memperhitungkan bounce rate website berdasarkan perangkat yang digunakan pengunjung. Dengan jenis ini, Anda dapat mengetahui pengguna dengan perangkat apa yang paling cepat meninggalkan website.
Cara Menghitung Bounce Rate pada Website
Membahas tentang bounce rate tentunya tidak lengkap tanpa mengetahui bagaimana cara menghitungnya. Anda dapat menghitung bounce rate dengan cara membagi pengunjung yang langsung keluar dengan total pengunjung keseluruhan.
Angka pengunjung yang keluar dapat Anda lihat dari jumlah pengunjung yang hanya membuka satu halaman saja dalam beberapa detik. Satu halaman ini biasanya merupakan beranda (homepage) atau halaman tertentu tanpa mengklik halaman lainnya.
Bounce rate = (Jumlah pengunjung pada satu halaman/Total pengunjung) x 100%
Untuk lebih mudahnya lagi, Anda bisa mengecek bounce rate website pada Google Analytics. Anda tinggal mengklik menu ‘Behavior’ dan klik ‘Overview’, lalu Anda sudah bisa melihat angka bounce rate.
Pada menu tersebut, Anda dapat mengecek ringkasan bounce rate secara keseluruhan untuk website Anda. Tak hanya itu, Anda juga bisa melihat bounce rate untuk halaman yang ada pada website satu persatu.
Lalu, berapa bounce rate yang bagus untuk website?
Pada dasarnya, angka bounce rate akan semakin bagus jika nilainya rendah. Semakin rendah bounce rate, maka performa website Anda bisa dikategorikan bagus.
Cara Menurunkan Bounce Rate
Mendapatkan angka bounce rate yang tinggi mungkin membuat Anda pusing karena berkaitan erat dengan performa website. Namun jangan khawatir, Anda bisa menurunkan nilai bounce rate dan meningkatkan performa website dengan efektif.
Berikut langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan bounce rate pada website.
1. Melakukan A/B Testing
Ketika mendapati bounce rate yang tinggi, Anda tentu ingin tahu bagian mana yang menjadi masalah dan menyebabkan pengunjung keluar. Untuk mengetahuinya, Anda bisa melakukan pengujian A/B Testing pada elemen-elemen di website.
Misalnya dengan menguji versi tampilan website A dengan versi B, dan membandingkan mana yang mendapat hasil lebih baik. Begitu Anda tahu bagian mana yang perlu dihilangkan dan mana yang ditingkatkan, Anda dapat memaksimalkan performa website.
2. Mengatasi Hambatan bagi User Experience
Salah satu alasan pengunjung keluar website adalah adanya hal-hal yang menghambat user experience mereka. Seperti loading halaman website yang lama atau terlalu banyak iklan pop-up yang mengganggu. Untuk itu, Anda perlu mengatasi hambatan tersebut agar user experience membaik.
Tingkatkan kualitas kecepatan pada website Anda dan performa interface yang akan memudahkan pengunjung. Selain itu, sebaiknya Anda tidak berlebihan dalam memasang iklan pop-up.
Meski menguntungkan, namun pop-up yang terlalu banyak akan mengganggu pengunjung dan membuat mereka tidak betah berlama-lama di website.
3. Membuat Konten yang Berkualitas dan Relevan
Hal penting yang perlu Anda perhatikan adalah meninjau kembali konten dan topik yang dimuat pada website. Apakah konten-konten tersebut sudah relevan dengan tema website yang Anda miliki? Dan apakah keyword yang Anda gunakan sudah sesuai dengan topik yang dibahas pada website?
Dengan membuat konten yang relevan, Anda bisa mengurangi angka pengunjung yang keluar website karena tidak menemukan yang mereka cari. Jadi pastikan Anda membuat konten, keyword, dan topik yang relevan dengan apa yang dicari pengunjung.
Meningkatkan kualitas konten secara keseluruhan juga akan membantu Anda dalam menurunkan nilai bounce rate. Anda dapat membuat konten yang menarik dan memiliki alur cerita, sehingga pengunjung betah berlama-lama.
Kurangi Bounce Rate dengan Strategi yang Jitu
Dari pembahasan di atas, Anda dapat mengetahui bahwa bounce rate merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhitungkan saat membuat sebuah website bisnis. Perlu strategi yang jitu untuk dapat membuat dan mengelola website bisnis yang menarik dan mempunyai bounce rate rendah.
Untuk menekan bounce rate secara optimal, percayakan pengelolaan website bisnis Anda kepada agensi terpercaya seperti BigEvo Digital Agency. Tak hanya website bisnis, BigEvo juga telah berpengalaman dalam menyusun strategi marketing perusahaan-perusahaan besar di Indonesia.
Ada berbagai layanan digital yang dapat Anda manfaatkan di BigEvo, antara lain seperti Web Development, SEO Optimization, Digital Ads, Social Media Marketing, Digital Marketing Consulting, dan masih banyak lagi.
Jadi, tunggu apa lagi? Segera diskusikan kebutuhan bisnis Anda bersama tim profesional kami melalui email team@bigevo.com. BigEvo, your trusted digital agency.