Psikologi Marketing: Pengertian, Manfaat, Prinsip, dan Triknya

psikologi marketing

Psikologi marketing merupakan salah satu konsep yang penting untuk Anda pahami, terutama dalam upaya meningkatkan bisnis. Konsep psikologi pemasaran ini tak hanya berlaku untuk ranah konvensional, namun juga dapat diterapkan pada digital marketing.

Jadi, apa sebenarnya psikologi marketing? Bagaimana penerapannya pada dunia digital marketing yang begitu berkembang sekarang ini? Simak pembahasannya berikut ini, ya!

Apa Itu Psikologi Marketing?

Psikologi marketing adalah penerapan konsep psikologi dan prinsip perilaku manusia dalam strategi pemasaran dan komunikasi bisnis. Tujuan utama dari psikologi marketing adalah untuk memahami bagaimana konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam proses pembelian. 

Psikologi pemasaran juga merupakan studi tentang bagaimana konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam menanggapi komunikasi pemasaran. Studi ini adalah area penelitian yang luas yang mencakup pengaruh tingkat individu dan tingkat kelompok pada perilaku konsumen.

Psikologi pemasaran menjadi topik yang sangat penting dalam pemasaran karena memberikan wawasan tentang apa yang membuat konsumen membeli atau tidak membeli produk tertentu. Misalnya, jika Anda ingin menjual lebih banyak mobil, Anda harus tahu cara memasarkannya sehingga cukup menarik bagi konsumen.

Konsep ini juga untuk memahami bagaimana mempengaruhi keputusan konsumen dalam mengambil tindakan tertentu, seperti membeli produk atau menggunakan layanan. Sebagai pebisnis, Anda perlu menerapkannya dalam upaya meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran dan mencapai tujuan bisnis.

Psikologi marketing melibatkan analisis mendalam tentang perilaku manusia dalam konteks pemasaran dan bagaimana faktor-faktor psikologis mempengaruhi keputusan pembelian. Melalui pemahaman tentang konsumen, Anda dapat mengidentifikasi kesempatan dan tantangan dalam mencapai sasaran pasar. 

Dengan memahami apa yang mendorong konsumen untuk membeli, Anda dapat merancang strategi pemasaran yang lebih efektif dan relevan. Salah satu aspek penting dalam psikologi marketing adalah memahami peran emosi dan persepsi dalam pengambilan keputusan konsumen. 

Emosi memainkan peran krusial dalam mempengaruhi pilihan konsumen, dan marketer berusaha menciptakan pesan dan citra merek yang memicu respons emosional positif.  Selain itu, persepsi terhadap brand dan produk juga mempengaruhi keputusan konsumen. 

Anda dapat menciptakan persepsi yang positif tentang produk atau brand dengan mengkomunikasikan manfaat dan nilai tambah yang ditawarkan. Psikologi marketing tidak hanya berfokus pada pengertian konsumen secara umum, tetapi juga menggali keunikan dan kebutuhan individu. 

Manfaat Psikologi Marketing untuk Bisnis

Psikologi pemasaran menawarkan sejumlah manfaat bagi perusahaan dan pebisnis dalam merancang strategi pemasaran yang efektif serta berhasil mencapai tujuan bisnis. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari penerapan psikologi marketing.

1. Memahami Konsumen Lebih Mendalam

Manfaat utama psikologi marketing adalah untuk memahami konsumen lebih mendalam. Dengan memahami perilaku dan pola pikir konsumen, Anda dapat mengidentifikasi preferensi, kebutuhan, dan motivasi mereka. 

Hal ini memungkinkan Anda untuk menyesuaikan pesan, produk, dan layanan agar lebih relevan dengan target pasar. Dengan begitu, Anda pun dapat meningkatkan daya tarik dan efektivitas kampanye pemasaran.

2. Mengoptimalkan Desain Produk dan Kemasan

Manfaat berikutnya yaitu mengoptimalkan desain produk dan kemasan. Psikologi marketing mempertimbangkan bagaimana desain produk dan kemasan dapat mempengaruhi persepsi konsumen. 

Dengan memahami psikologi warna, tata letak, dan desain yang efektif, Anda dapat menciptakan produk yang lebih menarik bagi calon pembeli.

3. Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan

Manfaat selanjutnya adalah meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan. Psikologi marketing membantu menciptakan pengalaman yang lebih personal dan relevan bagi konsumen. 

Dengan menyesuaikan layanan dan komunikasi berdasarkan preferensi individu, Anda dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Anda juga bisa membangun hubungan jangka panjang yang lebih kuat.

4. Meningkatkan Tingkat Konversi dan Penjualan

Manfaat lain dan paling penting bagi para pebisnis, yaitu meningkatkan tingkat konversi dan penjualan. Psikologi marketing membantu dalam merancang pesan pemasaran yang memicu respons emosional positif pada konsumen. 

Pesan-pesan yang mengandung elemen emosional lebih cenderung diingat dan dapat menghasilkan keterlibatan yang lebih tinggi. Dengan menerapkan teknik persuasif berdasarkan psikologi marketing, Anda dapat meningkatkan tingkat konversi dan penjualan. 

Penggunaan strategi seperti urgensi dalam penawaran, social proof, atau penekanan manfaat produk dapat mempengaruhi konsumen untuk segera melakukan pembelian.

5. Mengoptimalkan Alokasi Anggaran Pemasaran

Manfaat terakhir dan tidak kalah penting, yaitu mengoptimalkan alokasi anggaran pemasaran. Psikologi marketing membantu perusahaan memahami kampanye pemasaran mana yang paling efektif dalam mencapai tujuan bisnis. 

Dengan menganalisis respon konsumen terhadap berbagai taktik pemasaran, Anda dapat mengoptimalkan alokasi anggaran pemasaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

10 Prinsip Psikologi Marketing

Dalam penerapannya, marketing psychology memiliki beberapa prinsip penting yang tentunya bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas kampanye pemasaran. Berikut prinsip-prinsip yang umum diterapkan dalam psikologi marketing.

1. Social Proof

Prinsip pertama adalah social proof atau bukti sosial. Prinsip ini merupakan kecenderungan manusia untuk mengikuti apa yang dilakukan orang lain. Prinsip ini dapat digunakan dalam marketing dengan menunjukkan kepada konsumen bahwa banyak orang lain yang menggunakan dan menyukai produk Anda. 

Contohnya, Anda dapat menampilkan testimoni dari pelanggan yang puas di situs web atau menggunakan influencer media sosial untuk mempromosikan produk. Jumlah “like” pada media sosial juga dapat mempengaruhi persepsi positif terhadap produk sebagai bentuk social proof.

2. Scarcity

Prinsip selanjutnya adalah scarcity. Prinsip ini merujuk pada manusia yang lebih cenderung menginginkan sesuatu yang langka (scarcity) atau sulit didapatkan. Hal ini dapat digunakan dalam marketing dengan menciptakan rasa urgensi dan meningkatkan minat konsumen. 

Contoh prinsip scarcity adalah dengan menawarkan diskon untuk waktu yang terbatas atau meluncurkan produk edisi terbatas.

3. Priming

Berikutnya adalah priming, yaitu teknik untuk mengaktifkan asosiasi tertentu dalam pikiran konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti menggunakan kata-kata, gambar, atau suara tertentu dalam iklan atau materi pemasaran. 

Contohnya, iklan sabun yang menggunakan gambar bunga dan aroma lavender dapat mengaktifkan asosiasi dengan rasa tenang dan relaksasi. Penggambaran ini bertujuan agar membuat konsumen lebih tertarik untuk membeli sabun tersebut.

4. Reciprocity

Selain ketiga prinsip di atas, ada juga prinsip reciprocity. Konsep timbal balik (reciprocity) dalam psikologi marketing mengacu pada fenomena di mana seseorang merasa terdorong untuk memberikan sesuatu. Reciprocity dilakukan sebagai balasan atas pemberian atau manfaat yang telah diterima dari orang lain. 

Konsep ini berdasarkan prinsip saling memberi dan menerima, di mana ketika seseorang merasa diberi sesuatu atau dilayani dengan baik, mereka cenderung merespons dengan memberikan balasan positif. Dalam konteks pemasaran, konsep timbal balik digunakan sebagai strategi persuasif untuk meningkatkan keterlibatan konsumen dan membangun hubungan yang lebih baik dengan mereka. 

Beberapa contoh penerapan konsep timbal balik dalam psikologi marketing adalah hadiah gratis, program loyalitas, program kemitraan, dan customer service.

5. Decoy Effect

Berikutnya adalah prinsip decoy effect, yaitu fenomena di mana konsumen lebih cenderung memilih opsi tertentu ketika mereka disajikan dengan opsi lain yang kurang menarik. 

Hal ini dapat digunakan dalam marketing dengan menawarkan tiga pilihan produk, di mana satu produk adalah pilihan yang ingin Anda jual. Konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang Anda inginkan karena terlihat lebih menarik dibandingkan dengan dua produk lainnya.

Misalnya Anda membuat paket untuk produk dengan rincian berikut:

  1. Paket kecil seharga Rp 30.000
  2. Paket sedang seharga Rp 55.000
  3. Paket besar seharga Rp 70.000

Dalam contoh tersebut, paket sedang berfungsi sebagai “decoy”. Meskipun harganya hampir sama dengan paket besar, ukuran paket sedang ini lebih kecil. Hal tersebut membuat paket besar tampak lebih menguntungkan, sehingga konsumen lebih mungkin memilih paket besar daripada paket sedang atau kecil.

6. Foot-in-the-Door

Prinsip lainnya adalah foot in the door. Prinsip satu ini adalah salah satu strategi persuasif dalam psikologi marketing yang bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku konsumen. Strategi ini dimulai dengan permintaan kecil atau sederhana, lalu diikuti dengan permintaan yang lebih besar atau signifikan. 

Nama prinsip ini berasal dari analogi bahwa jika Anda berhasil mendapatkan "kaki" seseorang di dalam pintu, mereka lebih cenderung untuk mengizinkan Anda masuk sepenuhnya. Contoh permintaan kecil adalah mengisi survei singkat, berlangganan newsletter, atau mengikuti akun media sosial perusahaan.

Setelah konsumen menyetujui permintaan kecil, tahap selanjutnya adalah mengajukan permintaan yang lebih besar dan terkait dengan tujuan akhir yang diinginkan oleh perusahaan. Misalnya, setelah konsumen mengisi survei, Anda dapat mengajukan penawaran produk atau layanan dengan harga diskon. Anda juga bisa meminta mereka untuk membagikan tautan kampanye kepada teman-teman mereka.

7. Color Psychology

Prinsip lain dalam psikologi marketing adalah psikologi warna (color psychology) adalah studi tentang bagaimana warna mempengaruhi suasana hati, emosi, dan perilaku. Misalnya, merah dapat dikaitkan dengan gairah dan kegembiraan sementara biru dapat dikaitkan dengan ketenangan dan relaksasi. 

Psikologi warna juga bisa Anda terapkan untuk membuat konten yang lebih efektif dan efisien. Berikut ini adalah beberapa contoh di mana psikologi warna dapat Anda gunakan untuk membuat konten yang lebih berdampak:

  • Menggunakan hijau dapat membuat konten Anda lebih dapat dipercaya.
  • Warna kuning dapat membuat konten Anda lebih menarik.
  • Menggunakan warna merah dapat membuat konten Anda lebih agresif.

8. Emotions

Emosi juga menjadi salah satu prinsip dalam psikologi marketing. Manusia lebih sering membuat keputusan berdasarkan emosi daripada logika. 

Hal ini dapat digunakan dalam marketing dengan menciptakan kampanye pemasaran yang menyentuh emosi konsumen, seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan. Contohnya, iklan yang menggugah emosi audiens dapat meningkatkan daya tarik produk.

9. Framing

Prinsip kesembilan adalah framing. Prinsip framing merujuk pada cara informasi disajikan atau "dibingkai". Cara informasi disajikan dapat sangat mempengaruhi bagaimana konsumen mempersepsikannya dan keputusan yang mereka buat. 

Misalnya, sebuah produk daging sapi mengandung 10% lemak. Untuk membuatnya lebih menarik, Anda dapat melakukan framing dengan menekankan aspek positif di dalamnya, seperti membuat tagline “90



Share:



Marketing Agency: Keuntungan, Jenis, dan Tips Memilihnya
Marketing agency adalah sebuah agensi atau perusahaan yang berisi tim profesional dengan keahlian yang berbeda-beda terkait bidang pemasaran. ...
by Izza  |  18 Oct 2024
Marketing Campaign: Pengertian, Tujuan, Strategi, dan Contohnya
Marketing campaign adalah suatu tindakan pemasaran yang terorganisir dan juga terencana untuk mempromosikan suatu produk. Selengkapnya di sini! ...
by Izza  |  14 Oct 2024
Waspada dan Verifikasi Terhadap Penipuan Mengatasnamakan BigEvo
Sehubungan dengan maraknya penipuan yang mengatasnamakan berbagai agensi, PT. Orange Global, perusahaan yang menaungi BigEvo dengan layanan Digital Ma ...
by Izza  |  28 Aug 2024
    Whatsapp BigEvo