Beberapa tahun terakhir, tren media sosial menjadi hal yang penting untuk dipelajari setiap pebisnis atau semua orang yang melakukan digital marketing. Tentu saja hal ini berkaitan dengan jumlah pengguna internet dan sebagian besar calon konsumen yang sudah aktif di media sosial.
Kepopuleran media sosial memang semakin meningkat setiap tahunnya, jumlah media sosial yang ada pun bertambah banyak. Meski begitu, hanya ada beberapa jenis media sosial yang benar-benar populer di kalangan masyarakat digital.
Beberapa jenis media sosial populer ini menggunakan microblogging sebagai dasarnya, artinya konten utama dari media sosial tersebut berupa teks sederhana yang biasanya dibatasi oleh jumlah karakter dan dilengkapi tambahan media (gambar, video, atau tautan). Beberapa media sosial microblogging yang terkenal saat ini yaitu Facebook, Twitter, WeChat, Quora, Reddit, dan LinkedIn.
Tiap media sosial memiliki target pasar yang berbeda, contohnya LinkedIn yang khusus dibuat untuk komunitas bisnis dan professional. Selain media sosial yang berbasis microblogging, ada juga media sosial yang mengedepankan unsur visual pada kontennya. Jenis media sosial yang satu ini biasanya memiliki konten utama yang berupa foto atau video.
Untuk mengikuti tren media sosial, para kreator harus kreatif dan mampu berinovasi dalam menciptakan konten yang visually attractive. Media sosial yang berbasis visual saat ini menempati posisi tertinggi dalam hal popularitas antara semua media sosial yang ada. Beberapa di antaranya seperti Instagram, TikTok, Snapchat, dan YouTube.
BACA JUGA: SOCIAL MEDIA: PENGERTIAN DAN CONTOH CAMPAIGN UNTUK PEMASARAN
Pentingnya Memahami Tren Media Sosial untuk Digital Marketing
Jika Anda memanfaatkan media sosial sebagai bagian dari strategi digital marketing, memahami tren media sosial harus menjadi bagian dari perencanaan strategi Anda. Konten yang sedang happening saat ini memberi gambaran tentang apa yang menarik perhatian calon pelanggan, Anda dapat menggunakannya untuk menyusun strategi materi social media marketing yang tepat.
Konten yang sesuai tren dapat meningkatkan engagement dan relatability di media sosial brand Anda. Selain itu, dengan data yang ada Anda juga dapat memprediksi tren yang mungkin terjadi di sisa tahun 2021 dan di tahun 2022.
Tren media sosial selalu berubah setiap saat dan kebanyakan tren ini dipengaruhi oleh jenis konten yang sedang viral di masing-masing platform media sosial. Bisa jadi tren di satu media sosial tidak muncul sama sekali di media sosial yang lainnya. Lantas, apa saja social media trend yang muncul dan berkembang di tahun 2021 ini? Berikut ini beberapa di antaranya.
1. Fitur Story
Setiap media sosial memiliki nama sendiri untuk fitur ini, namun konsepnya hampir sama. Fitur ini menampilkan konten vertikal yang akan hilang dalam kurun waktu tertentu, biasanya 24 jam. Media sosial yang pertama membuat fitur story ini adalah Snapchat dengan fitur Snapchat Stories atau yang biasa dikenal dengan nama Snapgram.
Hingga saat ini ada Instagram, Facebook, dan YouTube yang sudah benar-benar mengadopsi dan mengembangkan fitur khas Snapchat ini hingga menjadi salah satu tren media sosial. Kepopuleran fitur story ini pun terus meningkat pada tahun ini.
2. Video Conference dan Live Streaming
Pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat untuk belajar, berkuliah, bekerja, berbelanja, mengikuti seminar, hingga beribadah jarak jauh. Kenormalan baru inilah yang memunculkan istilah baru seperti webinar (web seminar), zoominar (zoom seminar), dan jenis online conference lain untuk menggantikan seminar, pelatihan dan perkuliahan tatap muka.
Bukan hanya berbagi ilmu, webinar atau video conference dapat menjadi media promosi dan branding. Begitu pula dengan penggunaan fitur live streaming yang tersedia di YouTube, Instagram, dan Facebook juga semakin meningkat. Hal ini juga membuat konten live menjadi konten marketing yang memiliki tingkat engagement yang cukup besar.
3. Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR)
Salah satu “nyawa” dari media sosial yang berbasis visual adalah visual effects, fitur yang memungkinkan para pengguna mempercantik kontennya dalam sekejap. Beberapa diantara visual effect ini juga sudah menggunakan teknologi VR dan AR agar efek yang dihasilkan semakin ciamik dan meningkatkan kualitas in-app editing.
Efek VR dan AR ini diprediksi akan semakin banyak digunakan dan berpotensi menjadi tren media sosial hingga tahun 2022, baik untuk konten non-marketing maupun konten marketing.
4. Social Media Shopping
Jika memang sudah umum digunakan sebagai wadah marketing, mengapa tidak sekalian saja produknya langsung dapat dibeli di platform media sosial tersebut? Mungkin inilah yang menjadi pertimbangan tim internal Instagram hingga akhirnya lahir fitur Instagram Shop dan Instagram Live Shopping yang dapat digunakan secara bersamaan oleh para brand.
Fitur ini pun kemudian diadopsi dan diubah menjadi Facebook Shops, Twitter Shopping, TikTok Shop, LinkedIn Shop, dan Snapstore. Walaupun di media-media sosial ini, fitur shopping masih dalam proses testing, namun tren social media shopping ini sudah mulai dirasakan dari tahun ini. Kemungkinan besar, social media shopping ini akan semakin banyak digandrungi oleh para online shopper pada beberapa tahun mendatang.
5. Nano-influencer Marketing
Keterlibatan influencer dalam social media marketing sudah terbukti membawa dampak positif bagi sebuah brand. Selain influencer dengan jutaan followers, mulai muncul influencer dengan minimal 5.000 followers yang sering dikenal dengan nano-influencer. Tren media sosial ini diprediksi akan terus berkembang selama beberapa masa ke depan.
Banyak marketer yang merasa bahwa penggunaan nano-influencer ini membuat marketing lebih efektif. Nano-influencer diprediksi memiliki tingkat engagement yang hampir sama dengan influencer pada umumnya, sehingga penggunaan nano-influencer ini akan lebih menghemat biaya marketing.
6. Konten Meme dengan Pop-culture
Selain lima tren di atas, tren selanjutnya yang akan diprediksi akan terus berkembang yaitu penggunaan konten meme yang bereferensi pada budaya pop. Meski terlihat remeh, meme ternyata efektif menjembatani brand dengan followers.
Meme membuat brand terkesan lebih humanis dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, meskipun penggunaannya tetap harus disesuaikan dengan brand image. Meme sendiri dapat tetap relevan dengan mengambil sampel dari budaya pop dunia, seperti film Hollywood, anime Jepang, drama Korea, video klip musik, hingga konten media sosial yang sedang viral.
7. Artificial Intelligence (AI)
Tren selanjutnya yang sedang panas di media sosial adalah penggunaan AI yang semakin gencar. Saat ini penggunaan AI juga sudah banyak digunakan dalam media sosial, seperti algoritma, speech recognition, search engine dan chat bot.
Keempat hal ini sudah digunakan oleh hampir semua media sosial yang ada saat ini. Penggunaan AI akan lebih populer seiring dengan media sosial yang berlomba menyajikan konten yang relevan untuk user.
8. Omnichannel Marketing
Agar social media marketing Anda bisa meraih hasil yang maksimal, Anda harus memberdayakan digital platform lain selain media sosial. Saat Anda sedang menjalankan social media marketing, Anda juga dapat mengembangkan website dan online shop Anda pada waktu yang bersamaan.
Hal seperti inilah yang disebut sebagai omnichannel marketing, dimana Anda melakukan marketing melalui beberapa channel sekaligus dalam satu waktu. Omnichannel marketing ini diperkirakan akan menjadi hal yang trending karena persaingan social media marketing yang semakin ketat, sehingga marketer merasa pemasaran lewat media sosial saja sudah tidak efektif.
Itulah 8 tren media sosial yang diperkirakan akan terus berkembang di sisa tahun 2021 dan beberapa tahun selanjutnya. Nah, bagi para digital marketer, Anda dapat mulai dari sekarang menyusun strategi digital marketing berdasarkan tren-tren di atas.
Sisakan “ruang” dalam strategi marketing Anda agar selalu dapat beradaptasi dengan tren sosial media yang sedang viral. Butuh bantuan memaksimalkan social media marketing untuk bisnis Anda? Hubungi kami di team@bigevo.com dan tim profesional kami siap membantu Anda.